Masalah-masalah sosial
Setiap hari kita menghadapi masalah. Misalnya, lupa mengerjakan PR, dijauhi teman-teman, baju seragam sobek, kesulitan mengerjakan ujian, dimarahi orang tua, dan sebagainya. Apakah masalah sosial sama dengan masalah-masalah ini? Mari kita mulai memahami masalah sosial dengan menyimak cerita berikut ini! " belum lama ini masyarakat di sekitar rumah Lani dikejutkan oleh sebuah kejadian yang menghebohkan. pasalnya tempat tinggal rumah pak Andi keboboloan maling saat pak andi dan keluarganya sedang berpergian ke luar kota. kampung Lani yang semula tenang dan damai kini menjadi geger karena peristiwa tersebut. kemudian polisi menyelidiki kasus pencurian tersebut. setelah diselidiki akhirnya ditangkaplah si pencuri. yaitu Yanto, seorang pengangguran yang ada di desa sebelah."
Kisah diatas merupakan contoh dari masalah social dalam bidang kriminalitas, dimana akibat dari kejahatan criminal merugikan banyak orang. Seperti kisah diatas, tidak hanya pak Andi saja yang dirugikan, melainkan seluruh warga menjadi resah dan merasa tidak aman berada dilingkunganya sendiri akibat perilaku tercela dari Yanto.
Sebelum memecahkan masalah sosial diatas, perlu kita ketahui dulu penyebab dari masalah tersebut, penyebab Yanto mencuri ialah karena dia seorang pengangguran, seorang pengangguran yang tidak bisa mengikuti arus modernisasi, seorang pengangguran yang terdesak memenuhi kebutuhanya, seorang pengangguran yang bingung akan masa depanya, padahal ia harus bisa mengikuti arus modernisasi, ia harus mampu memenuhi kebutuhan hidupan dirinya dan keluarganya, dan ia pun harus mempunyai tujuan jelas bagaimana kelak masa depan anak-anaknya.
Lantas mengapa Yanto tidak bekerja? Ia tidak bekerja karena ia tidak menemukan lapangan pekerjaan, karena pendidikanya rendah, karena kurangnya keterampilan yang ia miliki, karena ia memiliki rasa malas dan ketergantungan terhadap orang lain, dan mungkin karena ia tidak mau berwirausah. Yanto pun menjadi pengangguran mungkin karena ia mempunyai salah satu dari 5 faktor pennyebab pengangguran.
Satu-satuya yang terpikirkan oleh Yanto saat itu ialah bagaimana cara mendapatkan uang? Bagaimana bisa lepas dari rasa ketakutan masa depanya, bagaimana agar bisa memenuhi hidupnya, bagaimana cara mengikuti modernisasi. Sehingga ketika peluang untuk mendapatkan uang datang, ia pun melakukanya, melakukan pencurian, mencuri untuk terus berjalan dalam modernisasi, mencuri untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, dan mencuri untuk kelanjutan hidup masa depanya.
Masalah sosial diatas, termasuk masalah sosial didalam bidang kriminalitas tang disebabkan oleh pengangguran. Bayangkan jika 8,12 juta pengangguran berfikir seperti Yanto, maka akan seperti apakah masa depan bangsa?
Satu-satunya cara untuk mengatasi masalah sosial ialah dengan kebijakan sosial. Sejauh ini, pemerintah telah melakukan kebijakan sosial dalam mencegah terjadinya kriminalitas terutama di bidang pengangguran. Kebijakana pemerintah antara lain seperti :
N Memberikan beasiswa sekolah kepada anak yang tidak mampu
N Membuat lapangan pekerjaan lebih banyak
N Membuat sekolah menengah kejuruan
N Membuat tempat pelatih keteramiplan khusus
N Bekerja sama dengan bank-bank dalam membuka kredit usaha rakyat
N Dsb
Alhasil usaha pemerintah dalam mencegah pengangguran sedikit membuahkan hasil jumlah pengangguran yang semula 8.59 juta (Febuari 2010) turun menjadi 8,12 juta ( Febuari 2011)
Namun, mengapa masih ada jumlah pengangguran? Bukankah setiap hari selalu ada iklan lowongan pekerjaan? Bukankah setiap bulan pemerintah melaksanakan kebijakan mencegah pengangguran? Bukankah setiap tahun selalu ada pekerja yang pensiun dan memerlukan penganti?
Semua pertanyaan itu seharusnya kembali kepada kita semua ( terutama para penganggur) kita tidaklah pantas menyalahkan kebijakan pemerintah bila kita tidak berpartisipasi dalam kebijakanya, kita tidaklah pantas marah disebut pengangguran bila kita malas. Cara mengatasinya ialah dengan membuka usaha,. Banyak orang yang hanya lulus smp bisa membuka usaha padahal pegawainya sudah sarjana, setiap orang pasti bisa bila berusaha. Suatu negara dikatakan maju jika memiliki setidaknya 2% pengusaha atau entrepreneur dari jumlah total seluruh penduduknya. Namun di Indonesia baru 0,24% yang membuka usaha.
Kesimpulan :
Yang dapat kita simpulkan ialah pengangguran dapat diatasi bila kita sendiri yang mengatasinya. seperti di surat Ar Ra’d ayat 11
إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ
Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan mereka sendiri.
Bukan pemerintahlah yang bisa menghapus pengangguran, namun kita yang dapat menghapus pengangguran itu. Kita bisa bila kita tidak malas, bila kita mau membuka usaha, dan bila kita tidak pernah putus asa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Komentarnya:)