ASAM
NUKLEAT
·
Asam Nukleat
adalah senyawa organik yang mengendalikan seluruh
aktifitas sel.
·
Asam nukleat dinamai demikian
karena keberadaan umumnya di dalam inti (nukleus) sel.
·
Asam nukleat
merupakan polinukleotida yang disusun oleh molekul dasar berupa nukleotida.
·
Komponen
penyusun nukleotida terdiri atas gula, basa, dan fosfor.
·
Nukleotida
berbeda 1 dengan yang lain tergantung jenis gula dan basa nitrogen yang
dikandungnya.
·
Ada dua macam
gula, yaitu ribosa dan deoksiribosa.
·
Basa nitrogen
terbagi menjadi purin dan pirimidin. Basa purin terdiri atas Adenin (A) dan
Guanin (G). Basa pirimidin terdiri atas Sitosin (S), Timin (T), dan Urasil (U).
·
Basa nitrogen
yang berukuran besar adalah adenin dan guanin. Keduanya dibedakan pada atom
yang menempel pada struktur cincin ganda.
·
Basa nitrogen
yang lebih kecil adalah sitosin, timin, dan urasil. Ketiganya dibedakan pada
atom yang menempel pada struktur tunggalnya.
·
Adenina adalah salah satu dari dua basa Nitrogen purina yang digunakan dalam membentuk nukleotida dari asam
nukleat DNA dan RNA. Pada DNA, adenina (A) berikatan
dengan timina (T) melalui dua ikatan hidrogen untuk membantu menstabilkan
struktur asam nukleat. Pada RNA berberkas ganda
(dsRNA), adenin berikatan dengan urasil (U).
·
Guanina juga merupakan satu dari dua basa N purina yang
menyusun DNA dan RNA. Dalam DNA pilin ganda, guanina
berikatan dengan sitosina melalui tiga ikatan hidrogen. Guanina membentuk
nukleosida bersama dengan gula ribosa yang dinamakan guanosina. Bentuk
deoksiguanosina yang berikatan dengan tiga gugus fosfat anorganik (dGTP) merupakan salah satu bahan baku dalam
teknik PCR
·
Timina atau 5-metilurasil merupakan salah satu
dari dua basa N pirimidina yang menyusun DNA. RNA tidak memiliki timina dan,
dengan sedikit perkecualian, urasil menggantikan posisinya. Pada DNA berpilin
ganda, timina akan berikatan dengan adenina melalui dua ikatan hidrogen untuk
membentuk struktur yang stabil.
·
Sitosina merupakan satu dari dua basa N pirimidina yang
dimiliki DNA dan RNA. Nukleosida ribosanya dinamakan sitidina dan nukleosida
deoksiribosanya dinamakan deoksisitidina. Sitosina berikatan dengan
guanina pada DNA pilin ganda melalui tiga ikatan hidrogen.
·
Urasil merupakan satu dari dua basa N pirimidina yang
dijumpai pada RNA. Urasil hampir-hampir tidak terdapat pada DNA. Sebagaimana
timina (5-metilurasil), urasil dapat berikatan dengan adenina melalui dua
ikatan hidrogen.
Beberapa alasan
dikemukakan untuk menjelaskan tidak digunakannya urasil sebagai basa N pada
DNA:
- Kebutuhan RNA sangat tinggi sehingga dipilih senyawa yang lebih sederhana (urasil lebih sederhana daripada timina) dan lebih cepat dibuat.
- Degradasi sitosina (suatu basa N lain) dapat menghasilkan urasil, sehingga mutasi sitosin ke urasil bisa tidak terdeteksi dan kode genetik menjadi rusak. Dengan dipakainya timin, terjadinya mutasi pada sitosina dapat diperiksa oleh enzim-enzim pada proses replikasi DNA dan mutasi dikoreksi.
- Metilasi (penambahan metil pada urasil, i.e. pembentukan timina) melindungi DNA dari enzim nuklease yang dihasilkan virus. Enzim ini mengenali dan memotong polinukleotida seperti DNA. Banyak nuklease yang tidak mampu mengenali basa DNA yang termetilasi sehingga serangan virus tidak efektif.
- Gugus metil bersifat hidrofobik (sukar larut di air), tidak seperti bagian DNA lainnya, sehingga basa dengan metil berada di bagian dalam molekul. Akibatnya, timina hanya berpasangan dengan adenina. Urasil, karena lebih bebas, mampu berpasangan dengan gugus lain, bahkan dengan urasil lain dan perpasangan basa DNA menjadi kacau dan organisme dapat menjadi tidak normal. Pada RNA, keberadaan urasil tidak membahayakan karena umumnya RNA berada pada keadaan berkas tunggal (single-stranded).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Komentarnya:)