Kiprah pemuda
Dalam memasyarakat budaya membaca
KARANGAN
Sebagai syarat untuk mengikuti lomba
Penyuluhan minta baca tinkat SLTA se-kabupaten
Temanggung
Disusun oleh :
Sarah Badar Nahdi
SMA N 3 Temanggung
PEMERINTAHAN KABUPATEN TEMANGGUNG
DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 3 TEMANGGUNG
2012/2013
Lembar pengesahan
Karangan dengan judul :
“KIPRAH PEMUDA
DALAM
MEMASYARAKTANKAN
BUDAYA MEMBACA”
Oleh
Sarah Badar Nahdi
Telah disetujui dan disahkan oleh
pembimbing dan kepala sekolah pada tanggal,
20 Oktober 2012
Yang mengesahkan :
Mengetahui
Kepala Sekolah Pembimbing
Drs.Hernowo
Drs.Sri Widodo
NIP. 19601205.198603.1.013
NIP.19641105.200604.1.005
KATA
PENGATAR
الرَّحِيمِ الرَّحْمنِ اللهِ بِسْمِ
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayahnya kepada kita semua sehingga karya ini
bisa selesai sesuai dengan syarat yang telah ditentukan.
Sebagai rasa syukur atas
keberhasilan menulis karya ini, penulis
ingin mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada pihak pihak yang secara langsung maupun
tidak langsung telah membantu membuat karea tulis ini :
1.
Orang Tua peulis
Bapak Badar dan Ibu Soraya Ali Dahbul atas doa dan kasih saynag tiada terkira
2.
Kakak dan Adik
penulis Fayz Badar Nahdi, Faris Badar Nahdi, Helmi Badar Nahdi, dan Salwa Badar
Nahdi atas dukungan dan semangatnya.
3.
Bapak kepala
sekolah SMA N 3 Temanggung, Drs. Hernowo atas kesempatan yang diberikan
4.
Bapak Sri Widodo
S.pd atas bimbingan dan pengetahuan yang diajarkan kepada penulis.
5.
Boyband Westlfie
atas lagu lagunya yang menginspirasi penulis.
Penulis menyadari bahwa karya ini sangat jauh dari
sempurna, untuk itu kritik dan sarang dari berbagai pihak sangat dibutuhkan
penulis demi kemajuan penulis.
Akhir
kata Penulis mengucapkan terima kasih, semoga karya ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Temanggung, 17Oktober 2012
Penulis
pendahuluan
Minat baca pelajar Indonesia sangatlah rendah, para
pelajar lebih memilih menonton televisi daripada membaca. Menurut Badan Pusat
Stastistik (BPS) pada tahun 2006, masyarakat Indonesia lebih memilih nonton
televisi (89,5 %) dan / atau mendengarkan radio (40,3 %) ketimbang membaca
Koran (23,5%). Hal ini sungguh memprihatinkan.
Tidak hanya BPS
saja yang mengetahui bahwa minat baca di indonesia sungguh rendah, kancah
internasional pun juga menyadari hal itu, yaitu dengan dilakukanya survei
sebagai berikut :
Ø
Data yang dilansir Organisasi Pengembangan Kerja Sama Ekonomi (OECD), memberitakan bahwa Budaya membaca masyarakat
Indonesia terendah di antara 52 negara di kawasan Asia Timur.
Ø
Laporan International Association for Evaluation of Educational pada
tahun 1992 dalam sebuah studi kemampuan membaca murid-murid sekolah dasar kelas IV pada 30 negara di dunia,
menyimpulkan bahwa Indonesia menempati urutan ke-29 setingkat di atas Venezuela
Ø
Hasil survei UNESCO tahun 1992 menyebutkan, tingkat minat baca rakyat Indonesia menempati urutan 27 dari 32
negara.
Ø
Hasil survei yang dilakukan Departemen Pendidikan Nasional tahun 1995
menyatakan, sebanyak 57 persen pembaca dinilai sekadar membaca, tanpa memahami dan menghayati apa yang dibacanya.
Ø Statistik yang dikeluarkan UNICEF didalam
beberapa dasawarsa terakhir masih saja menempatkan Indonesia sebagai salah satu
negara di dunia yang penduduknya dalam mengkonsumsi bacaan, baik berupa koran, majalah, maupun buku, tergolong relatif sedikit.(Wasil Abu Ali)
Ø
Berdasarkan laporan UNDP tahun 2003 dalam (Human Development Report)
2003 angka buta huruf menunjukan bahwa pembangunan manusia di
Indonesia menempati urutan yang ke 112 dari 174 negara di dunia.
Hal seperti ini tentu sangat memprihatinkan,
padahal kesusksesan seseorang bergantung pada pengetahuan yang didapat. Dari
mana pengetahuan didapat? Pengetahuan didapat tentulah dari membaca.
Seabagai pemuda yang merupakan aset suatu bangsa,
kiranya wajib untuk membaca demi kemajuan bangsa indonesia karena Kemajuan
suatu bangsa bergantung pada Sumber Daya Manusia yang tinggi.
Itu saja pendahuluan dari penulis, sebelum membuka
lembaran berikutnya, kiranya para pembaca berpikir, apakah pembaca sudah
termasuk golongan orang yang rajin membaca?
Pembahasan
Membaca biasanya dilakukan di saat ada waktu luang. Namun
apa itu membaca? Berikut ialah definisi membaca menurut berberapa sumber :
·
Membaca adalah
melafalkan lambang-lambang bahasa tulis. (Anderson)
·
Membaca adalah
mengucapkan lambang bunyi. (A.S. Broto)
·
Membaca adalah
proses pemerolehan pesan yang disampaikan oleh seorang penulis melalui tulisan (Henry Guntur Tarigan)
·
Membaca adalah
melihat sambil melisankan suatu tulisan dengan tujuan ingin mengetahui isinya. (Poerwodarminto)
·
Membaca
berarti melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan
atau hanya dalam hati). (Kamus
Besar Bahasa Indonesia Edisi II tahun 1995)
Jadi, dapat
disimpulkan bahwa membaca adalah proses melisankan dan/atau memahami bacaan
atau sumber tertulis untuk memperoleh pesan atau gagasan yang ingin disampaikan
penulisnya.
Orang yang suka
membaca di Bumi Pertiwi ini, biasanya dipanggil dengan sebutan “ Si Kutu Buku”bahkan
sampai ada yang meledek “ Cupu sekali kamu? Mau jadi profesor ya?”. Untuk menghindar nama tersebut, rata rata
kaum muda negara Indonesia, tidak banyak banyak membaca.
Padahal jika
kita melirik negara jepang, orang yang tidak sering membaca justru di cap
sebagai orang yang Bodoh, di negara sakura itu membaca merupakan makanan wajib dimanapun. Dimanapun
orang jepang pergi, dalam kondisi apapun, yang selalu dibawa orang jepang ialah
buku. Mereka sering sekali membaca buku baik dikerta, di bus, di toilet dan di
tempat tempat lainya. Buah dari membaca itulah sekarang negara jepang menjadi
macan Asia.
Lantas
kapan negara Indonesia menjadi macan
Asia? Itulah pertanyaan yang wajib diberikan oleh kita, para pemuda, para
penerus bangsa. Jika orang jepang saja bisa sukses karena sering membaca. Maka
jalan kesuksesan bagi bangsa indonesia juga sama, yaitu membaca.
Untunglah
pemerintah langsung tanggap mengenai hal ini. APBN yang dikeluarkan pemerintah
untuk membangun perpustakaan sebesar 372 miliar di tahun 2011. Ditahun 2012
tidak tanggung tanggung, pemerintah mengeluarkan anggaran 422 miliar.
Selain
itu, pemerintah Bandung juga memanfaatkan 9 Miliar APBD-nya untuk membangun
perpustakaan. Badan Perpustakaan Daerah (Banpusda)
Sumsel pun menganggarkan dana
sebesar Rp 500 juta pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk 30 perpustakaan di desa.
Dan
masih banyak lagi pengorbanan uang negara untuk mencerdaskan anak bangsa.
Seperti 40 miliar perpustakaan keliling yang menjakau desa desa yang terpencil,
dan menetapkan 17 Mei sebagai hari buku Nasional.namun sayang sekali usaha
pemerintah masih belum menumbuhkan minat baca Masyarakat Indonesia.
Namun, mengapa
minat baca pemuda masih sangat minim? Menurut pengamatan pernulis, para pemuda
yang tidak suka membaca disebabkan oleh beriku :
Ø
Kurangnya Akses menuju tempat membaca. Perpustakaan
kebanyakan berada di pusat kota. Bagi pelajar yang ingin kesana selalu diliputi
rasa kemalasan akan transportasi yang jauh
Ø Kurangnya peran membaca dari
keluarga. Menurut Bernice
Cullinan dan Bord Bagert dalam bukunya Helping Your Child to Read, anak
yang membaca bersama orang tuanya ternyata cenderung memiliki
intelegensi, kemampuan membaca, penguasaan bahasa dan keterampilan
berkomunikasi dibandingkan mereka yang kurang memperoleh bimbingan orang tua.
Oleh karena itu perlu sekali peran orang tua untuk mendidik anaknya
Ø Buku buku yang terlalu mahal. Apalagi saat
krisi dunia tahun 2008 harga buku naik sekitar 10.000 – 20.000 dan belum lagi
termasuk pajak sekitar 6,5%.
Ø Teman dan Lingkungan sekitar. Pengaruh teman sangat dominan membentuk karakter suatu
anak. Jika memiliki teman yang gemar membaca, tentunya anak itu juga gemar
membaca, begitu juga sebaliknya.
KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas dapay kita
simpulkan :
& Minta membaca pemuda indonesia sangatlah rendah, bahkan
sama dengan negara nrgara seperti Somalia, dan Bahrain.
& Kepedulian pemerintah terhadap budaya membaca bisa
dibilang cukup baik.
& Buku buku di Indonesia masih terlalu mahal.
& Tingginya minat baca seorang anak diawali oleh keluarga
yang mengajarinya.
SARAN
& Membaca
dimulai dari keluarga
Mengajari anak membaca bisa diawali dengan membacakan
cerita anak, membuat perpustakaan sendiri di rumah, sering mengajak ke toko
buku, memberi hadiah buku kepada sianak, dll.
& Memanfaatkan
perpustakaan sekolah
Saran
ini ditujukan kepada para guru agar sering membawa siswa
siswanya ke perpustakaan. Hal ini bertujuan agar para siswa lebih tau mengenai
suatu pelajarn dari buku lain.
& Menambah
perpustakaan desa.
Untuk memudahkan masyarakat desa yang jarang pergi ke
kota dan sulit aksesnya untuk menuju ke perpustakaan terdekat.
Penutup
hanya itu saja, yang mampu penulis
berikan, semoga karya yang berisi 12 lebar ini bisa bermanfaat bagi siapaun
yang membacanya.
Seperti kata pepatah “ tiada gading yang tak retak” yang
artinya tiada suatu hal pun yang sempurna. Terutama karya tulis ini. Untuk itu
kritik dan saran dari para pembaca sangat penulis harapkand emi kemajuan
penulis dalam menulis karya tulis yang berikutnya.
Wassalamualaikum
Wr.Wb
Daftar pustaka
www.pemustaka.com
baltyra.com
gallerypendidikan.blogspot.com
wikipedia.com
kamusbahasaindonesia.org
antaranews.com
www.nu.or.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima Kasih Komentarnya:)