Kamis, 10 Mei 2012

Sifat-Sifat Imam Masjid Yang Seharusnya

Peran dan fungsi imam masjid yang sedemikian strategis dengan tugas-tugasnya
yang amat penting membuat seorang imam harus memenuhi profil ideal. Tapi karena
imam masjid kita umumnya baru sebatas bisa memimpin shalat berjamaah, maka
tugas imampun baru sebatas itu. Kedudukannyapun akhirnya berada di bawah
pengurus masjid, bahkan tidak sedikit yang hanya menjadi pegawai masjid yang
sewaktu-waktu bisa diberhentikan oleh pengurus masjid. Oleh karena itu, ada
beberapa sifat yang harus dimiliki oleh imam masjid.

1. RABBANI
Melaksanakan tugas-tugas imam merupakan upaya mewujudkan masyarakat yang
rabbani, yakni masyarakat yang sikap dan perilakunya disesuaikan dengan
nilai-nilai yang datang dari Allah sebagai rabb (tuhan). Harapan Allah agar
manusia menjadi orang yang rabbani tergambar dalam firman-Nya yang artinya:

Tidak wajar bagi manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan
kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi
penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah," Akan tetapi (dia berkata):
"Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al
Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya" (QS 3:79).
Karena itu, nilai-nilai yang rabbani harus terlebih dahulu terwujud dalam diri
seorang imam agar tidak terjadi kontradiksi antara pelaksanaan tugas yang
dilakukan dengan sikap dan perilakunya sehari-hari, karena hal itu justeru akan
mendatangkan kemurkaan dari Allah Swt, Allah berfirman yang artinya:

Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu katakan apa yang tidak kamu
kerjakan, amat besar kemurkaan di sisi Allah.kepada orang yang mengatakan apa
yang tidak dikerjakannya (QS 61:2-3).
2. IKHLAS
Dalam setiap amal, keikhlasan merupakan modal penting. Sebanyak dan sebesar
apapun amal seseorang bila tanpa keikhlasan tidak ada nilai apa-apanya di sisi
Allah Swt. Dengan keikhlasan, tugas-tugas yang berat akan terasa menjadi
ringan, sementara tanpa itu, jangankan yang berat, yang ringan saja terasa
menjadi berat. Bila fungsi imam hendak diwujudkan secara ideal, maka tugas imam
menjadi terasa berat dan keikhlasan menjadi amat penting. Disamping itu,
keikhlasan juga membuat seorang imam tidak bermaksud memperoleh keuntungan
materi meskipun mungkin saja dia mendapatkan imbalan materi dengan sebab
waktunya yang habis digunakan untuk kepentingan masjid sehingga dia tidak
sempat lagi mencari kehidupan duniawi. Allah Swt berfirman yang artinya:

Dan mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepadanya dalam (menjalankan) agama dengan lurus (QS 98:5)
3. SHABAR
Keshabaran yang merupakan wujud dari menahan diri dari sikap dan perilaku
emosional merupakan sesuatu yang amat diperlukan oleh seorang imam, apalagi
tugas imam dalam menghadapi jamaah yang banyak dengan sikap dan perilaku yang
beragam. Keshabaran Rasulullah Saw sebagai imam masjid membuat orang badui yang
kencing di dalam masjid tidak dimarahinya secara emosional, karena memang orang
itu tidak mengerti aturan, tapi justeru beliau mengarahkan di mana seharusnya
seseorang membuang kotoran di lingkungan masjid itu. Begitu juga dengan
sikapnya yang tetap lemah lembut dalam menghadapi anak-anak meskipun mereka
agak "mengganggu" ketenangan beribadah, karena mereka harus menjadi orang yang
senang berada di masjid untuk melaksanakan kegiatan yang positif. Allah Swt
berfirman yang artinya:

Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap
mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka
menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah
ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu (QS
3:159).
4. ADIL DAN BIJAKSANA
Tidak sedikit masjid yang menjadi lahan rebutan bagi kelompok-kelompok tertentu
dalam masyarakat atau jamaahnya untuk menguasai guna mengembangkan pendapat dan
pahamnya masing-masing, disamping itu terjadi juga konflik antara yang tua
dengan yang muda, bahkan konflik kepentingan politik. Karena itu, imam harus
bertindak adil dan bijaksana dalam menyikapi perbedaan kelompok dan berbagai
kepentingan sehingga bisa mengarahkan masjid pada fungsi yang sebenar-benarnya
yang salah satunya adalah sebagai pusat untuk memperkokoh ukhuwah Islamiyah,
dari sini diharapkan terwujud sikap saling hormat menghormati dan menghargai
perbedaan pendapat.
Selama jamaah memiliki maksud baik, dilakukan dengan cara-cara yang baik, maka
seorang imam selalu berusaha menjembatani hubungan antar kelompok-kelompok
dalam masyarakat, hal ini karena memecah-belah umat melalui masjid merupakan
cara-cara yang dilakukan oleh orang-orang munafik, Allah Swt berfirman yang
artinya: Dan (diantara orang-orang munafik itu) ada orang yang mendirikan
masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mu'min) dan karena
kekafiran (nya), dan untuk memecah-belah antara orang-orang mu'min serta
menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak
dahulu. Mereka sesungguhnya bersumpah:

"Kami tidak menghendaki selain kebaikan". Dan Allah menjadi saksi bahwa
sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya)" (QS 9:107).
5. JUJUR
Salah satu pilar penting yang harus tegak dalam kehidupan masyarakat Islam
adalah kejujuran. Namun hal ini harus kita sadari sebagai sesuatu yang tidak
terwujud dengan sendirinya, diperlukan proses yang sungguh-sungguh, karena itu
imam masjid sangat dituntut untuk memiliki sifat jujur. Apabila seorang imam
telah memiliki sifat jujur, maka apa yang menjadi pesan dan programnya
diwujudkan juga dalam kehidupannya sehari-hari.
6. BERILMU
Dalam mengurus apapun, ilmu yang banyak dan wawasan yang luas amat diperlukan,
apalagi dalam kapasitas sebagain imam yang harus memimpin dan membimbing
masyarakat. Ilmu keislaman merupakan sesuatu yang mutlak untuk dipahami dan
dikuasai dengan baik sehingga seorang imam tidak bingung dalam menyikapi,
menanggapi dan menjawab masalah-masalah yang terkait dengan bidang keagamaan
atau keislaman. Wawasan kontemporer atau masalah kekinian yang berkembang juga
amat perlu untuk dipahami oleh seorang imam, karena dengan demikian, persoalan
yang berkembang itu bisa disikapi tanpa harus melanggar nilai-nilai Islam
bahkan justeru nilai-nilai Islam bisa memberi arah yang positif. Keharusan
memiliki ilmu yang banyak dan wawasan yang luas juga adalah karena seorang imam
tidak boleh sembarangan bertindak karena akan dimintai pertanggungjawaban
dihadapan Allah Swt kelak, Allah Swt berfirman yang artinya:

Dan Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan
tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan
diminta pertanggungan jawabnya (QS 17:36)
7. MENGUASAI KONSEP MANAJEMEN MASJID
Terwujudnya masjid yang makmur dan ideal merupakan tanggung jawab umat Islam
secara bersama-sama, baik pengurus, imam maupun jamaah secara keseluruhan. Imam
masjid punya peran yang sangat penting dalam upaya ini, karena itu, imam masjid
seharusnya memahami dan menguasai konsep manajemen masjid sehingga dengan
demikian ia bisa mengarahkan langkah pemakmuran masjid sebagaimana mestinya.
Tanpa pemahaman terhadap konsep manajemen masjid akan membuat seorang imam
tidak bisa melaksanakan tugas sebagaimana mestinya, dia tidak mengarahkan
jamaah apalagi mengarahkan pengurus masjid dalam upaya memaksimalkan fungsi
masjid. Keharusan seorang imam memahami konsep manajemen masjid bisa kita rujuk
pada firman Allah pada surat 17:36 di atas.
8. MEMAHAMI JIWA JAMAAH
Imam masjid idealnya memahami jiwa jamaahnya yang beragam, baik beragam dari
segi suku, paham keagamaan, latar belakang pendidikan, jenis kelamin,
pekerjaan, usia dan sebagainya. Memahami jiwa jamaah ini akan membuat seorang
imam bersikap dan bertindak yang bijaksana sehingga jamaahnya tetap mau aktif
di masjid dalam upaya memakmurkannya, bukan malah menjauh dari masjid yang
membuat masjidnya menjadi tidak makmur. Ketika Rasulullah Saw didatangi oleh
seorang pemuda yang meminta dibolehkan melakukan perzinahan, para sahabat
sangat marah pada pemuda itu, tapi Rasulullah Saw mencegah kemarahan sahabat
agar tidak sampai pada tindakan yang bersifat fisik. Rasulullah justeru
bertanya kepada pitu: "Bagaimana perasaanmu bila ibu atau saudara perempuanmu
dizinahi orang lain?". Maka pemuda itupun menunjukkan ketidaksukaannya.
Rasulullah kemudian bersabda: "Begitu pula halnya dengan saudara laki-laki atau
bapak dari wanita yang akan engkau zinahi, dia tentu akan
marah kepadamu".
9. TANGGAP
Imam masjid juga sangat dituntut untuk bersikap tanggap terhadap berbagai
persoalan dan kejadian, baik di masjid maupun di lingkungan jamaahnya. Kalau
mendengar apalagi mengetahui ada jamaah yang sakit atau menderita, maka imam
masjid tanggap untuk menggerakkan pengurus dan jamaah guna memberikan
pertolongan. Ketika ada jamaah yang nampak punya persoalan yang harus dibantu
pemecahannya, maka imam masjid tanggap untuk melakukan pemecahan masalah jamaah
masjid dan begitulah seterusnya. Rasulullah Saw memang sangat tanggap dalam
menyikapi persoalan-persoalan jamaahnya.
10. SEJUK DAN BERWIBAWA
Dalam kehidupan masyarakat kita sekarang, sangat dibutuhkan adanya pemimpin dan
pengayom masyarakat yang sejuk pembawaannya sehingga masyarakat memiliki
kedekatan hubungan tanpa mengabaikan kewibawaan. Imam masjid idealnya memiliki
sifat ini sehingga pendapat, kata-kata dan kebijakannya dipatuhi oleh jamaah
karena mengandung nilai-nilai yang benar, bukan karena takut kepada pemimpin.
Imam masjid memiliki kewibawaan karena kebenaran dan keshalehannya.
Sebagai seorang imam masjid, apa yang menjadi fatwa dari Rasulullah Saw selalu
didengar dan dipatuhi. Ketika seorang sahabat Abdullah bin Ummi Maktum yang
buta matanya minta keringanan agar dimaklumi atau dibolehkan untuk shalat di
rumah, maka Rasulullah Saw menanyakan kepadanya : "apakah engkau mendengar
azan?". Karena jawabannya "ya", maka Rasulullah tetap menekankan kepadanya
untuk datang ke masjid guna menunaikan shalat berjamaah, dan Abdullah-pun terus
mendatangi masjid guna pelaksanaan shalat berjamaah.
Demikian secara umum profil imam masjid yang perlu ditumbuhkan dan diperkokoh
agar kelak imam-imam masjid kita menjadi imam yang ideal. Manakala kualitas
imam tidak ditingkatkan, maka peran yang bisa dilaksanakannyapun akhirnya hanya
sebatas memimpin shalat berjamaah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Komentarnya:)

LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...